Bengukulu-Universitas Musi Rawas (Unmura) terus memperkuat literasi iklim di kalangan mahasiswa. Upaya tersebut diwujudkan melalui kegiatan Studi Lapang ke BMKG Stasiun Klimatologi Bengkulu pada Rabu (10/12/2025), yang diikuti puluhan mahasiswa dari berbagai program studi. Kunjungan ini tidak hanya memperkenalkan instrumen klimatologi, tetapi juga memperdalam pemahaman mahasiswa tentang dinamika cuaca serta dampaknya bagi sektor pertanian, lingkungan, dan kebencanaan.
Kepala BMKG yang diwakili Fungsional Madya, Anang Anwar, S.Kom., M.Ling., memberikan penjelasan langsung terkait berbagai perangkat observasi yang berada di Taman Meteorologi Stasiun Klimatologi Bengkulu. Mahasiswa diperkenalkan pada alat pengukur curah hujan, suhu, angin, hingga instrumen pemantau parameter agroklimatologi.
“Pada kunjungan ini, yang pertama kita kenalkan adalah instrumen pengamatan di Taman Meteorologi. Selanjutnya, edukasi tentang iklim diberikan di aula, mencakup fungsi BMKG, analisis cuaca, hingga proses prediksi,” jelas Anang.
Ia menegaskan bahwa tugas utama BMKG adalah menyediakan informasi cuaca melalui proses pengamatan, analisis, dan prediksi. Data yang dihasilkan mencakup curah hujan, potensi cuaca ekstrem, suhu, angin, hingga perkembangan fenomena iklim global.
Dalam pemaparannya, Anang juga menjelaskan berbagai akses data BMKG yang dapat dimanfaatkan mahasiswa dan peneliti, antara lain:
* Website resmi BMKG yang menyediakan layanan permintaan data secara online.
* Layanan PTSP untuk permohonan data tertentu oleh institusi.
* Portal data internal BMKG yang menyediakan data gratis maupun berbayar, dengan kemudahan akses bagi mahasiswa pada data non-berbayar.
“Semua kebutuhan data dapat diajukan secara resmi. Mahasiswa kami fasilitasi untuk mengakses sebagian data yang tidak berbayar,” tambahnya.
Pada sesi materi iklim, BMKG juga memaparkan fenomena penghangatan suhu muka laut yang dapat memicu pembentukan awan hujan signifikan. “Jika terjadi penghangatan laut, dampaknya bisa berupa curah hujan tinggi, banjir, hingga tanah longsor. Informasi ini telah kami sampaikan melalui kanal online dan media sosial resmi,” lanjutnya.
Wakil Rektor 1, Dr. Etty Sefriyani Melalui Ketua LPPM UNMURA, Dr. Ir. Holidi, didampingi Koordinator Study Lapang, Neli Murniati menilai bahwa kegiatan ini merupakan langkah strategis bagi mahasiswa dalam memahami data klimatologi sebagai bahan penelitian maupun pendukung kebijakan.
“Hari ini kita belajar langsung mengenai peralatan klimatologi dan berdiskusi dengan pihak BMKG mengenai ketersediaan data. Pemahaman ini sangat penting bagi mahasiswa untuk memperkaya wawasan sekaligus keterampilan mengakses unsur iklim sebagai bahan penelitian,” ujar Holidi.
Ia juga menekankan bahwa perubahan iklim memiliki keterkaitan erat dengan sektor pertanian, sehingga akses cepat terhadap data BMKG menjadi sangat vital.
“Informasi BMKG harus dapat diakses dengan mudah dan cepat karena sangat membantu pengambil kebijakan dalam mengantisipasi dampak perubahan iklim akibat pemanasan global,” tambahnya.
Holidi menjelaskan bahwa Unmura secara rutin mengadakan kunjungan ke berbagai stasiun BMKG sebagai bentuk pembekalan ilmu iklim dan penjajakan peluang kerja sama penelitian.
Ketua panitia kegiatan, Firman, mahasiswa Unmura, mengaku bahwa kunjungan tersebut membuka wawasan baru bagi peserta.
“Kami belajar tentang suhu tanaman, suhu udara, embun, hingga arah angin. Penjelasan dari BMKG sangat jelas dan banyak ilmu yang kami dapatkan,” ungkapnya.
Ia berharap kegiatan serupa dapat diperbanyak di masa mendatang, sekaligus mendorong BMKG untuk meningkatkan ketersediaan instrumen klimatologi di daerah yang masih minim peralatan.
“Semoga kampus lebih sering mengadakan kegiatan lapangan seperti ini, dan BMKG dapat membantu menyediakan alat di daerah-daerah yang belum lengkap perangkat klimatologinya,” tutup Firman.
Tags
Bengkulu


