Musi Rawas — Dalam upaya menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan bebas dari kekerasan, SMAN 1 Muara Beliti terus menunjukkan komitmennya dalam mengantisipasi dan menekan praktik perundungan (bullying) di kalangan pelajar. Salah satu langkah nyata datang dari pengurus OSIS sekolah tersebut, Hengki Saputra, yang menyatakan kesiapan dirinya menjadi pelopor gerakan “Stop Kekerasan dan Stop Perundungan” di tingkat pelajar.
“Sebagai pelajar, kami tidak hanya belajar tentang ilmu pengetahuan, tetapi juga tentang bagaimana membangun karakter. Saya dan teman-teman OSIS siap menjadi contoh dan penggerak untuk menciptakan suasana sekolah yang saling menghargai,” ujar Hengki Saputra, Jumat (24/10).
Langkah antisipasi yang harus diterapkan di sekolah ini mencakup pembentukan tim sahabat siswa, penguatan bimbingan konseling, penyuluhan rutin bersama pihak kepolisian dan dinas pendidikan, hingga pengawasan aktivitas pelajar di lingkungan sekolah dan media sosial.
Program ini juga harus melibatkan kolaborasi antara guru, orang tua, dan pelajar untuk memastikan setiap bentuk kekerasan, baik fisik, verbal, maupun digital, dapat dicegah sejak dini.
“Gerakan dari siswa sendiri sangat penting. Jika kesadaran datang dari mereka, maka pesan anti-perundungan akan lebih kuat dan berkelanjutan,” ujarnya.
Dengan semangat baru ini, Hengki dan rekan-rekannya di OSIS SMAN 1 Muara Beliti berharap dapat menularkan nilai-nilai positif kepada seluruh pelajar di Kabupaten Musi Rawas.
“Tidak ada tempat bagi kekerasan di sekolah. Kita harus saling menghormati, saling mendukung, dan tumbuh bersama dalam suasana yang sehat dan bahagia,” tegas Hengki.
