INHIL — Kondisi SD Negeri 002 Sungai Teritip, Kecamatan Kateman, Kabupaten Indragiri Hilir, kian memprihatinkan. Bangunan sekolah dasar itu tampak rusak berat: atap berlubang, dinding lapuk, serta halaman dipenuhi semak. Meski berisiko, aktivitas belajar masih dilakukan karena belum ada gedung pengganti, Selasa (8/10/2025).
Ketua RT setempat, M. Ridwan, mengatakan kerusakan sekolah sudah terjadi lama dan belum mendapat penanganan serius.
“Bukan kali pertama diviralkan, tapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda perbaikan,” ujarnya dengan nada kecewa.
Ridwan menuturkan, warga hanya berharap anak-anak di Sungai Teritip bisa belajar di tempat yang aman dan layak.
“Kami hanya ingin anak-anak bisa sekolah dengan aman dan guru mengajar dengan nyaman,”tambahnya.
Ia juga mengingatkan, bila kondisi ini terus dibiarkan tanpa langkah nyata, proses belajar kemungkinan besar harus dilakukan di tenda darurat.
“Kalau dibiarkan begini, bisa jadi nanti terpaksa belajar di tenda,”ucapnya.
Terpisah, Pada 2023 lalu, saat masih menjabat sebagai Penjabat (Pj) Bupati Indragiri Hilir, Herman pernah menginstruksikan Dinas Pendidikan untuk meninjau langsung kondisi sekolah tersebut setelah ramai diberitakan. Namun hingga kini, belum ada tanda-tanda perbaikan, meski Herman kini telah menjabat sebagai bupati definitif.
Kabid SD Dinas Pendidikan Inhil, H. Fauzan, dilansir dari Indragirione.com, menyebutkan bahwa SDN 002 Sungai Teritip sudah masuk dalam daftar rehabilitasi sekolah yang akan dikerjakan oleh Balai PUPR Pekanbaru.
“Bahkan sudah masuk dalam SK sekolah yang akan direhab,” jelas Fauzan.
Namun hingga Oktober 2025, bangunan sekolah belum tersentuh proyek rehabilitasi apa pun. Dinding kayu lapuk, tiang penyangga rapuh, serta ruang kelas berlubang kini menjadi pemandangan sehari-hari di sekolah itu. Sementara proses belajar tetap berjalan di tengah keterbatasan dan risiko keselamatan.
Sementara itu secara terpisah, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menegaskan bahwa pembangunan fasilitas pendidikan harus dipahami sebagai pemenuhan hak dasar warga negara.
“Pembangunan fasilitas pendidikan bukan sekadar membangun gedung, tapi memastikan anak-anak belajar di lingkungan yang aman dan bermartabat,” ujarnya, dikutip dari laman Kemendikbudristek, 7 Juni 2025.
Kondisi SDN 002 Sungai Teritip menjadi cermin nyata kesenjangan pembangunan pendidikan di wilayah pesisir. Warga berharap janji rehabilitasi benar-benar direalisasikan sebelum bangunan sekolah itu benar-benar roboh. (HR. Wijaksono)